Minggu, 06 Mei 2012

ASSABIL HOLY HOLISTIC AKAN PINDAH



Layanan bekam Assabil mau pindah? Kemana? Mengapa pindah? Kapan pindah?
       Benar. Insya Allah pindah ke tempat yang lebih baik. Alasannya, sebuah tuntutan untuk maju dan berkembang. Ini lumrah sebagai dinamika kehidupan, agar hari esok lebih baik daripada saat ini. Pindah insya Allah paling lambat pertengahan Juni 2012.
       Sejak berdirinya, tahun 2003, yang diawali dengan penerbitan buku-buku Islam, Assabil sudah membuat program penjangkaan, yaitu training dan pelatihan bekam, layanan, penelitian dan penerbitan buku tentang Thibb Nabawi. Intensitas tinggi untuk training bekam berjalan hingga 2008. Setelah itu lebih konsentrasi di layanan bekam. Penerbitan buku bekam masih dalam proses, sedangkan penelitian bekam masih jauh dari optimal.
      Yang pasti, dengan kepeloporannya untuk standardisasi bekam yang bermartabat, dari penggunaan instrument yang standar medis, proses sterilisasi, legalisasi layanan dan Lembaga Kursus dan Pelatihan, Assabil selalu mengevaluasi dan melakukan terobosan-terobosan baru. Langkah paling gres ialah system layanan dan penyimpanan data pasien yang serba compurize melalui system aplikasi software khusus layanan bekam, terukur dan mampu telusur, yang dipadu dengan system informasi di ruang tunggu melalui layar lebar, dan system panggilan pasien secara audio visual, nomer urut panggilan tertayang di layar dan bersuara.
        Meski target ini belum tercapai, setidaknya ada satu langkah maju yang hendak dilakukan Assabil, bahwa Insya Allah Assabil akan pindah dari Jl. Cipinang Cempedak IV ke Jl. Soepomo No. 46 Tebet Jakarta Selatan, tepatnya di area Soepomo Office Park, berdampingan dengan SPBU Sheel. Yang pasti, tempat yang baru ini di pinggir jalan raya, mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan angkutan umum.
       Tempat baru layanan bekam Assabil berupa dua ruko empat lantai, berada di Jl. Soepomo 143, berdampingan langsung dengan SPBU Sheel, di pinggir jalan raya sehingga mudah dijangkau dari arah mana pun.
Sebagai gambaran, ada beberapa spesifikasi tempat yang baru ini:
  1. Total ruang layanan sekitar 350 m2
  2. Ruang tunggu khusus untuk pria
  3. Ruang tunggu khusus untuk wanita
  4. Ruang registrasi dan iridology
  5. Ruang apotek
  6. 2 ruang konsultasi, satu untuk Ustadz atau Ustadzah, dan satu lagi untuk dokter
  7. 4 ruang tindakan bekam khusus wanita
  8. 4 ruang tindakan bekam khusus pria
  9. Ruang karyawan
10. Ruang direktur
11. Ruang layanan dan tindakan khusus
12. Ruang pelatihan dengan daya tampung ideal 40 orang
13. Mushalla khusus wanit dan mushalla khusus pria
14. Ruang tunggu karyawan
15. 2 Ruang tidur karyawan
16. 3 toilet khusus wanita dan 3 toilet khusus pria
17. Semua ruangan ber-AC
     Dengan gambaran sarana dan prasarana seperti ini diharapkan layanan bekam Assabil ke depan semakin lebih baik dan representative untuk dakwah Thibb Nabawi.
     Kalaulah gambarannya seperti itu, tentu investasinya tidak murah? Ya, benar sekali. Sekedar bocoran info, nilai investasinya tidak kurang dari tujuh milyar rupiah untuk tempatnya saja. Waaaooooo, itu nilai yang tidak sedikit.
     Jika mengacu kepada prinsip bisnis, jangan-jangan biaya yang harus ditanggung pasien akan menjadi semakin mahal? Insya Allah tidak, dan bahkan diharapkan sebaliknya atau disesuaikan dengan kondisi pasien. Pasien kurang mampu cukup membayar biaya fixcost yang diprediksi di bawah seratus ribu rupiah, tanpa membayar biaya tindakan bekam, adapun pasien yang memiliki rizki berlebih membayar fixcost dan diharapkan membayar lebih banyak untuk biaya tindakan bekam, karena untuk pembayaran biaya tindakan bekam bersifat suka rela tanpa ditentukan berapa nilainya. Diharapkan system pembayaran ini merupakan system pembayaran yang paling ideal untuk bekam.
     Terus terang memang hal ini merupakan dilemma. Assabil harus tetap eksis, yang berarti memerlukan biaya operasional yang tidak sedikit. Yang pasti dan yang sudah jelas ada di depan mata adalah nilai investasi tempat. Dihitung dengan kalkulator mana pun tentu tak akan ketemu laba. Bahkan untuk mengejar BEP pun mungkin memerlukan waktu hingga sepuluh tahun dengan jumlah pasien di atas lima puluh orang perhari. Belum lagi kalau harus siaran di TV swasta local seperti yang selama ini dilakukan Assabil di Jaktv, mengingat biaya siaran di televisi swasta ini lumayan mahal, di atas sepuluh juta tiap kali siaran. Jika seminggu sekali, maka anggaran yang dikeluarkan untuk siaran tv ini tidak kurang dari lima puluh juta rupiah. Semoga Anda bukan termasuk salah satu dari mereka yang beranggapan bahwa siarana tv ini gratis.
       Belum lagi biaya-biaya operasional dan gaji karyawan. Sekarang karyawan Assabil ada 9 orang. Idealnya dengan tempat baru seperti itu adalah 16 – 18 orang. Apa pun dan bagaimana pun, Assabil harus terus maju dan maju.
       Artinya, dengan biaya pemasukan dari tiap pasien kisaran seratus ribu rupiah, dengan jumlah pasien minimal tiap hari 35 pasien, maka pemasukan ini hanya untuk menutupi biaya operasional thok, sama sekali tidak ada profit, apalagi untuk menutup biaya investasi tempat.
Semoga Assabil semakin maju dan berkembang, amin.
Semoga rencana-rencana Assabil yang belum terealisir untuk dakwah Thibb Nabawi dimudahkan Allah, amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar